Program Transmigrasi telah berjalan sejak tahun 1905 dan menjadi sejarah penting dalam perjalanan Bangsa ini. Maka dari itu, sangat diperlukan kegiatan preservasi sejarah agar momen bersejarah ini selalu abadi dan dapat menjadi satu rangkaian pembelajaran bagi generasi Bangsa yang akan datang. Untuk itu Museum Ketransmigrasian dipandang perlu untuk didirikan. Pembangunan ini dapat berfungsi sebagai pusat pengelolaan berbagai data, informasi koleksi yang berhubungan dengan kolonisasi dan transmigrasi. Manfaat selanjutnya sebagai laboratorium sosial bagi masyarakat luas untuk melakukan berbagai kajian tentang kolonisasi dan transmigrasi sekaligus sebagai sarana publik.
Lokasi pembangunan museum di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Lampung Selatan (saat ini Kabupaten Pesawaran), dengan target seluas 20 Ha, namun tahap awal luas kawasan sekarang 6,3 Ha. Penyediaan area diawali dengan pembebasan tanah milik masyarakat seluas 5 Ha pada tahun 2005. Kemudian pada tahun 2007 area tanah ditambah seluas 1,3 Ha.
Sarana prasarana yang dibangun Museum Ketransmigrasian ada beberapa tahap :
1. Tahap pertama pada tahun 2005 berupa bangunan utama yang terdiri dari tiga bagian antara lain :
- Lantai basement seluas 80 m2 yang terdiri dari ruang genzet, ruang operator, dan ruang panel;
- Lantai I dengan luas 968 m2 yang terdiri dari : hall, ruang lobby, ruang informasi, ruang persiapan, ruang perpustakaan, ruang administrasi, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang diskusi, musholla, gudang, dan ruang auditorium;
- Lantai II dengan luas 852 m2 yang terdiri dari : ruang pamer, ruang simpan koleksi, ruang proyektor, dan ruang restorasi dan reservasi.
2. Tahap ke dua pada tahun 2006 pembangunan anjungan lima unit terdiri dari anjungan : Provinsi NTB, NTT, D.I Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Banten.
3. Tahap ke tiga pada tahun 2007 yag dibangun antara lain : penataan bola besi, gazebo selasar anjungan, lapangan parkir, jalan kawasan museum, dan instalasi air bersih
4. Pada tahap ke empat pada tahun 2008 membangun : rumah petugas jaga, kantor unit pengelola museum, pos polisi, pos satpam, balai kesehatan, pagar keliling, toilet, kios souvenir dan penghijauan taman
5. Tahap ke lima pada tahun 2009 membangun dan memperbaiki bangunan : pintu utama, gapura penerima, gapura kawasan, anjungan Provinsi Jateng, Jatim, Jabar, Jabar, dan Bali
6. Tahap ke enam pembangunan Gedung Serba Guna (GSG)