Museum Ketransmigrasian Gelar Lomba Melukis di Media Tampah & Gobak Sodor
Ratusan pelajar SMA/SMK/MAN se-Provinsi Lampung ramaikan ajang seni–budaya di GSG Museum, 28 & 30 Oktober 2025
Gedong Tataan, Lampung — Museum Ketransmigrasian kembali menghidupkan semangat seni dan permainan tradisional lewat dua agenda besar yang berlangsung di Gedung Serbaguna (GSG) Museum pada Selasa, 28 Oktober 2025 dan Kamis, 30 Oktober 2025. Rangkaian kegiatan meliputi Lomba Melukis Koleksi Museum dengan media tampah dan Lomba Tradisional Gobak Sodor, menghadirkan peserta pelajar SMA/SMK/MAN atau sederajat se-Provinsi Lampung.
Acara mendapat kehormatan dengan kehadiran Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung, Ibu Laila Soraya, S.Sos., M.M. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya sinergi pendidikan, kebudayaan, dan museum sebagai ruang pembelajaran publik yang kreatif sekaligus berakar pada kearifan lokal.
Merawat Ingatan, Merayakan Kreativitas
Lomba melukis tahun ini menghadirkan inovasi dengan penggunaan media tampah—nampan anyaman bambu yang lekat dalam keseharian masyarakat Nusantara—untuk menuangkan interpretasi peserta terhadap koleksi dan narasi sejarah transmigrasi. Pendekatan ini tidak hanya menantang teknik adaptasi bidang melingkar, namun juga mempertemukan estetika kontemporer dengan material tradisional yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Gobak Sodor dipilih sebagai wahana pendidikan karakter, melatih kerjasama tim, strategi, sportivitas, dan kelincahan. Permainan rakyat ini diangkat kembali sebagai bagian dari literasi budaya di kalangan generasi muda, sejalan dengan misi Museum untuk menjadikan pengetahuan sejarah hidup, relevan, dan menyenangkan.
Antusiasme Pelajar Se-Lampung
Sejak pendaftaran dibuka, panitia menerima minat yang tinggi dari sekolah-sekolah di berbagai kabupaten/kota. Pada hari pelaksanaan, para peserta datang dengan membawa semangat kompetisi yang positif. Ruang GSG Museum tertata sebagai studio kolosal baris demi baris tampah menjadi kanvas unik, sementara area lapangan dalam ruangan disiapkan dengan lintasan Gobak Sodor sesuai ketentuan lomba.
Dari sisi kuratorial, penilaian lomba melukis berfokus pada:
-
Kesesuaian tema (interpretasi koleksi & cerita transmigrasi),
-
Orisinalitas & eksplorasi teknik pada media tampah,
-
Komposisi, warna, dan kerapian eksekusi, serta
-
Narasi visual yang komunikatif.
Adapun untuk Gobak Sodor, aspek penilaian mencakup:
-
Koordinasi tim & strategi permainan,
-
Konsistensi stamina & ketepatan gerak, dan
-
Sportivitas sesuai tata tertib kompetisi.
Edukasi Publik Berbasis Museum
Melalui kegiatan ini, Museum Ketransmigrasian menegaskan perannya sebagai ruang edukasi publik yang inklusif. Peserta dan pengunjung tidak hanya menikmati kompetisi, melainkan juga memperoleh pengalaman belajar langsung—menjelajah pameran, berdialog dengan pemandu museum, dan memahami nilai sejarah transmigrasi dalam pembangunan Indonesia, khususnya Lampung.
Kegiatan juga menjadi ajang silaturahmi antar sekolah, komunitas seni, dan pegiat budaya. Para guru pembina mengapresiasi format lomba yang menggabungkan proses kreatif, ekspresi diri, dan pelestarian tradisi dalam satu panggung.
Dukungan & Harapan
Kehadiran Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung untuk memperluas dampak program literasi sejarah dan budaya. Harapannya, kegiatan serupa dapat berkelanjutan, menjangkau lebih banyak sekolah, dan melahirkan duta-duta muda museum yang bangga pada identitas budaya daerah.
Tag:


